Minggu, 02 Oktober 2011

Magical Bern


'...when you feel just like a tourist in the city you were born, then it's time to go...
and define your destination, there's so many different places to call home...'

(You Are A Tourist by Death Cab for Cutie)

14 September 2011 adalah hari pertama saya menginjakkan kaki di Bern, ibukota Swiss. Bukan, sebenarnya, hari itu adalah hari pertama saya menginjakkan kaki di dataran Eropa. Ya, finally, after years of days and nights dreaming about coming to Europe, this chance finally came. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, saya akan kuliah di Universitaet Bern, atau University of Bern untuk program Master of Science in Business Administration (M.Sc BA).

Sebelum saya berangkat, banyak orang mengerutkan kening ketika mendengar saya akan kuliah di Swiss. Mengapa Swiss? Mengapa bukan Jerman, Belanda atau Inggris/UK?

Well, itu mengingatkan saya ketika memperoleh kesempatan buat exchange ke Australia, empat tahun lalu (2007). Banyak orang geleng-geleng kepala ketika mengetahui saya memilih kota Newcastle sebagai tujuan, bukan nama-nama yang lebih 'mainstream' seperti Sydney atau Melbourne, misalnya.

The thing is, I just like to choose my own destination. I guess I like to be somewhere that's not many people think they will be. After all, Switzerland is really really nice.

Okay, mari kita bahas yang paling dekat dulu: Bern.

Bern dipilih menjadi ibukota Swiss, kabarnya tanpa alasan spesial. Sederhana saja, karena kota tersebut berada di tengah-tengah negara yang sebenarnya sangat kecil itu. Asal-muasal nama kota Bern juga sangat unik. Konon, penguasa wilayah pada saat kota Bern dideklarasikan, bingung memilih nama yang cocok untuk daerah kekuasaannya. Jadi, buat refreshing, dia pergi berburu, dan hewan hasil buruannya yang pertama adalah seekor beruang (bear). Setelah itu, mungkin sang penguasa berpikir, eh keren juga nih nama beruang dijadikan nama kota. Akhirnya sampai sekarang nama itu melekat, dengan seekor beruang sebagai simbol kota tersebut.

Luas kota Bern hanya 51 kilometer persegi dengan penduduk sekitar 125-ribu (dibandingin ama Jakarta nggak ada apa-apanya, hehehe). Atraksi pariwisata yang utama berada di seputar kota, jadi tidak mustahil untuk puas 'membabat' habis Bern dalam setengah hari. Namun, bukan berarti Bern lantas menjadi membosankan. Banyak pemandangan menarik yang bisa disaksikan seperti lokasi di sekitar Sungai Aare.

Pada saat saya pertama kali tiba di Bern, musim gugur baru saja tiba. Sungai Aare terlihat seolah-olah seorang gadis muda yang sedang cantik-cantiknya. Permukaannya yang berwarna biru jernih memantulkan cahaya matahari. A little piece of heaven! :)

Oh ya, yang menarik adalah, orang-orang Bern selalu membanggakan Einsteinhaus, yaitu rumah yang pernah menjadi tempat kediaman ilmuwan kesohor Albert Einstein. Yap, Einstein pernah tinggal di Bern pada tahun 1902 sampai 1909. Di sinilah teori relativitas mulai dikembangkan.


Sampai di sini dulu ya, cerita tentang Bern. Saya tinggal di kota ini kok, jadi tentu saja akan menyusul cerita-cerita baru tentang ibukota Swiss ini.

MP

1 komentar:

  1. Halo Mahir,

    Salam kenal, namaku Dea. Blog-nya bagus deh, banyak referensi ttg Swiss, dan bahasanya juga simple :)

    Btw Mahir masih tinggal di Bern? Saya rencananya tahun ini akan kuliah di Swiss juga. Saya sudah apply ke University of Bern, University of Basel dan ETH Zurich. Sebetulnya sudah keterima di UniBas, tp saya masih nunggu pengumuman dari ETH Zurich, soalnya pengen banget di sana.
    Saat ini lagi mau ngurusin visa-nya. Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan ke Mahir mengenai pengalamannya apply student visa Swiss. Waktu apply visa kamu dapet beasiswa atau biaya sendiri? Kebetulan saya biaya sendiri. Hmm... sebetulnya ada sponsor sih, tapi bukan dari lembaga melainkan perorangan. Nah nanti itu kan saya melampirkan buku tabungan saya, krn nanti saya akan mendapatkan dana untuk biaya kuliah saya (juga living cost) dari sponsor saya, jadinya rekening tabungan saya akan menggendut dengan tiba2. Hal ini kira2 akan jadi masalah ga ya pada saat apply student visa di kedubes Swiss? Lalu rekening tabungan yg saya pakai adalah Citibank, dan dia cuma punya produk private banking di Swiss, apakah hal tsb tdk masalah? Atau saya harus memakai rekening bank yg ada cabangnya di Swiss? Bagaimana dengan pengalaman Mahir waktu apply visa?

    Terimakasih sebelumnya atas kesediaan Mahir menjawab :)

    Salam,
    Dea

    BalasHapus