Minggu, 02 Oktober 2011

Exploring Luzern


'...Lucerne yang dikelilingi benteng dan menara ini dibangun berkat tuntunan cahaya malaikat...'
(kutipan dari buku Life Traveler karya Windy Ariestanty)

Saya tiba di Bern pada tanggal 14 September 2011 dan pada tanggal 17 September, saya sudah berkelana ke Luzern.

Hampir semua orang Indonesia di Swiss (yang jumlahnya sama sekali tidak banyak) menganggap saya gila ketika mengetahui hal ini. Luzern, atau Lucerne dalam lafal Prancis, memang hanya 1 jam dari Bern naik kereta. Namun, tetap saja orang-orang mengerutkan dahi, mengapa saya tidak menghabiskan waktu untuk settle-in di Bern saja dulu sebelum pergi jalan-jalan mengunjungi kota lain.

Jawabannya adalah: Lake Lucerne.

Jika kalian meng-google atraksi wisata di Swiss, saya yakin hampir semua akan menyebutkan Danau Luzern. Kota ini memang indah. Begitu keluar dari stasiun kereta Luzern, kita akan langsung berhadapan dengan hamparan warna biru danau yang jernih. Saking jernihnya, tepat di ujung pandangan mata kita, berdampingan dengan deretan gunung pilatus, kita akan melihat biru danau tersebut seolah menyatu dengan birunya langit. Itu adalah Danau Luzern.

Maka, ketika rombongan kami (para mahasiswa Indonesia yang baru saja saya temui) memutuskan ingin naik ke perahu pariwisata untuk mengarungi Danau Luzern, saya senang bukan main.


It's an experience worth a lifetime.

Setelah puas naik perahu, kami berjalan-jalan kaki ke salah satu atraksi wisata terdekat. Itu adalah monumen The Dying Lyon. Patung berupa singa yang sedang sekarat ini dibangun pada abad ke-18. Kabarnya, patung ini didirikan untuk mengenang para tentara Swiss yang gugur di medan perang. Sampai sekarang, patung ini masih dalam kondisi bagus dan tetap terlihat mengharukan. Saat ini, di depan monumen tersebut ada sebuah kolam dimana para pengunjung melemparkan koin untuk berdoa atau memanjatkan harapan mereka.


Inilah yang mengagumkan dari Swiss. Yang menjadi atraksi utama bukanlah gedung-gedung pencakar langit atau struktur kota yang modern. Malah, kita dapat menikmati peninggalan sejarah yang sudah berusia berabad-abad. Saksi bisu dari peradaban manusia yang terus berkembang.

MP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar