Rabu, 20 Maret 2013

Novel 'Rhapsody' dan Makassar Paradise


Ada yang bilang bahwa sebuah perjalanan, sejauh apapun itu, akan selalu membuatmu merindukan rumah. Itulah yang terjadi kepada saya selama hampir dua tahun terakhir.

Saya pertama kali sampai ke Swiss pada September 2011. Tujuan saya sebenarnya adalah untuk kuliah, tetapi daratan Eropa memang terlalu menggoda untuk tidak dijelajahi. Maka, saya pun melakukan sedikit perjalanan ke beberapa negara Eropa di sekitar Swiss. Ternyata kerinduan pada rumah dan kampung halaman selalu menyertai setiap langkah kaki saya di negara mana pun saya berada.

Akhirnya timbullah keinginan untuk menulis sebuah buku tentang perjalanan, sekaligus tentang kampung halaman. Pada mulanya, saya menginginkan buku ini menjadi sebuah catatan perjalanan. Namun di tengah-tengah, saya merasa apa yang telah saya tulis terlalu membosankan. Sebagai penulis yang sudah menerbitkan sebuah novel, saya memang ingin perjalanan-perjalanan saya dibumbui cerita-cerita fiksi. Akhirnya saya pun banting setir untuk menulis cerita fiksi dalam bentuk novel. 

Cerita ini tentang pemuda bernama Al yang menjalankan usaha hostel sederhana di kota Makassar. Usaha yang sempat mandek itu akhirnya berjalan lancar dibantu oleh seorang asing bernama Miguel. Al dan Miguel pun mengalami kejadian demi kejadian yang mengubah hidup mereka.

Penulisan novel Rhapsody (judul awalnya Dream Together) memakan waktu sekitar empat bulan, terhitung dari Februari 2012 sampai Juni 2012. Setelah menunggu sekitar setahun lebih bulan, GagasMedia akhirnya menerbitkan novel ini dengan beberapa catatan dan perubahan.

Meski demikian, saya mempertahankan beberapa kejadian nyata yang benar-benar saya alami di dalam perjalanan untuk dipadukan dengan cerita rekaan. Pada akhirnya, hasil akhir cerita ini adalah perpaduan sekitar 60% karangan dan 40% kejadian nyata.

cover by Aneesy (GagasMedia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar